Home » , » KEBIJAKSANAAN

KEBIJAKSANAAN

Written By cillasmartcorp on Jumat, 29 Juni 2012 | Jumat, Juni 29, 2012


Seringkali dalam hidup kita sulit sekali untuk bersikap bijaksana, baik kebijaksanaan dalam menyikapi kehidupan kita sehari-hari ataupun menentukan pilihan hidup yang akan kita ambil untuk kedepannya. Untuk itulah sebenarnya kita butuh penerang atau lentera hidup untuk bisa bersikap secara bijaksana, berikut sedikit cerita tentang lentera :
Pada suatu malam, ada orang buta yang mau berpamitan pulang dari rumah seorang sahabatnya. Sang sahabat membekali si buta dengan sebuah lentera. Orang buta itu terbahak berkata : “Buat apa saya bawa lentera sobat ? Kan sama saja buat saya ! Saya bisa pulang kok.”
Dengan lembut sahabatnya menjawab, “Ini agar orang lain bisa melihat kamu, biar mereka tidak menabrakmu.” Akhirnya orang buta itu setuju untuk membawa lentera tersebut. Tak berapa lama, dalam perjalanan, seorang pejalan kaki menabrak si buta. Dalam kagetnya, ia mengomel, “Hei, kamu kan punya mata ! Beri jalan buat orang buta seperti saya dong !” Tanpa berbalas sapa, mereka pun saling berlalu.
Lebih lanjut, seorang pejalan lainnya menabrak si buta. Kali ini si buta bertambah marah, “Apa kamu buta? Tidak bisa melihat ya? Aku bawa lentera ini supaya kamu bisa melihat aku !” Pejalan kaki itu menukas, “Kamu yang buta! Apa kamu tidak lihat, lenteramu sudah padam !” Si buta tertegun.. Menyadari situasi itu, penabraknya meminta maaf, “Oh, maaf, sayalah yang ‘buta’, saya tidak melihat bahwa Anda adalah orang buta.” Si buta tersipu menjawab, “Tidak apa-apa, maafkan saya juga atas kata-kata kasar saya.” Dengan tulus, si penabrak membantu menyalakan kembali lentera yang dibawa si buta. Mereka pun melanjutkan perjalanan masing-masing.
Dalam perjalanan selanjutnya, ada lagi pejalan yang menabrak orang buta kita. Kali ini, si buta lebih berhati-hati, dia bertanya dengan santun, “Maaf, apakah lentera saya padam?” Penabraknya menjawab, “Lho, saya justru mau menanyakan hal yang sama.” Senyap sejenak, secara berbarengan mereka bertanya, “Apakah Anda orang buta?” Secara serempak pun mereka menjawab, “Iya.,” sembari meledak dalam tawa. Mereka pun berupaya saling membantu menemukan kembali lentera mereka yang berjatuhan sehabis bertabrakan.
Pada waktu itu juga, seseorang lewat. Dalam keremangan malam, nyaris saja ia menubruk kedua orang yang sedang mencari-cari lentera tersebut. Ia pun berlalu, tanpa mengetahui bahwa mereka adalah orang buta. Timbul pikiran dalam benak orang ini, “Rasanya saya perlu membawa lentera juga, jadi saya bisa melihat jalan dengan lebih baik, orang lain juga bisa ikut melihat jalan mereka.”
Lentera melambangkan terang kebijaksanaan. Membawa lentera berarti menjalankan kebijaksanaan dalam hidup. Lentera, sama halnya dengan kebijaksanaan, melindungi kita dan pihak lain dari berbagai aral rintangan (seperti tabrakan!).

RENUNGAN
Sibuta pertama mewakili mereka yang terselubungi kegelapan batin, keangkuhan, kebebalan, ego, dan kemarahan. Selalu menunjuk ke arah orang lain, tidak sadar bahwa lebih banyak jarinya yang menunjuk ke arah dirinya sendiri. Dalam perjalanan “pulang”, ia belajar menjadi bijak melalui peristiwa demi peristiwa yang dialaminya. Ia menjadi lebih rendah hati karena menyadari kebutaannya dan dengan adanya belas kasih dari pihak lain. Ia juga belajar menjadi pemaaf.
Penabrak pertama mewakili orang-orang pada umumnya, yang kurang kesadaran, yang kurang peduli. Kadang, mereka memilih untuk “membuta” walaupun mereka bisa melihat. Penabrak kedua mewakili mereka yang seolah bertentangan dengan kita, yang sebetulnya menunjukkan kekeliruan kita, sengaja atau tidak sengaja. Mereka bisa menjadi guru-guru terbaik kita. Tak seorang pun yang mau jadi buta, sudah selayaknya kita saling memaklumi dan saling membantu.
Orang buta kedua mewakili mereka yang sama-sama gelap batin dengan kita. Betapa sulitnya menyalakan lentera kalau kita bahkan tidak bisa melihat lenteranya. Orang buta sulit menuntun orang buta lainnya. Itulah pentingnya untuk terus belajar agar kita menjadi makin melek, semakin bijaksana.
Orang terakhir yang lewat mewakili mereka yang cukup sadar akan pentingnya memiliki lentera kebijaksanaan.
Sudahkah kita sulut lentera dalam diri kita masing-masing? Jika sudah, apakah nyalanya masih terang, atau bahkan nyaris padam? JADILAH LENTERA, bagi diri kita sendiri dan sekitar kita.
Sebuah pepatah berusia 25 abad mengatakan
"Sejuta lentera dapat dinyalakan dari sebuah lentera, dan nyala lentera pertama tidak akan meredup. Lentera kebijaksanaan pun, tak kan pernah habis terbagi."
Bila mata tanpa penghalang, hasilnya adalah penglihatan. Jika telinga tanpa penghalang, hasilnya adalah pendengaran. Hidung yang tanpa penghalang membuahkan penciuman. Pikiran yang tanpa penghalang hasilnya adalah kebijaksanaan.

Dipersembahkan Oleh : cillasmartcorp ~ Guyonane Wong Ndablek

Kentir01 Sobat sedang membaca artikel tentang KEBIJAKSANAAN dan sobat bisa menemukan artikel KEBIJAKSANAAN ini dengan url http://guyonsmart.blogspot.com/2012/06/kebijaksanaan.html, Sobat boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel KEBIJAKSANAAN ini sangat bermanfaat bagi sobat semua, namun jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya :
Share this article :

3 komentar:

Harap komentar tidak mengandung pornografi, atau kata-kata yang bersifat melecehkan, menghina, dan menyudutkan partai tertentu... eh salah...hehehe..Berikan komentar terbaikmu supaya anda bisa langsung masuk surga... oke coi... wkwkwkwwk

 
Support : BING | Google
Copyright © 2013. GUYONANE WONG NDABLEK - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger